PSMTI Kabupaten Nganjuk Ikut Meriahkan Boyongan Pemerintahan Nganjuk

PSMTI Kabupaten Nganjuk Ikut Meriahkan Boyongan Pemerintahan Nganjuk

Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kabupaten Nganjuk mengikuti kegiatan Boyongan Pemerintahan Nganjuk di Jawa Timur pada Selasa (6/6/2023). Kegiatan ini diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk Tionghoa yang diwakili oleh PSMTI Kabupaten Nganjuk dan melibatkan masyarakat Tionghoa lainnya, seperti ada yang dari klenteng dengan memakai pakaian tradisional Tionghoa.

Ketua PSMTI Kabupaten Nganjuk, Liwidjaja Soeryo Soenarko, menjelaskan bahwa sebetulnya tahun 1880 sudah dilakukan boyongan dengan melibatkan elemen masyarakat, termasuk Tionghoa, salah satunya yang ikut berperan adalah Letnan Han Liong Ing dan Lie Khi Bing (seperti yang disampaikan oleh Sukadi, sejarawan Nganjuk) orang Berbek yang bertugas di Kertosono.

Pada tahun tersebut, diyakini sebagai tahun pindahnya tempat pusat pemerintahan dari Berbek ke Nganjuk, dan tahun ini pertama kalinya digelar untuk menandai tonggak berdirinya Pemerintahan Kabupaten Nganjuk. Acara ini sebagai langkah untuk mengenang dan memberikan wawasan kepada generasi selanjutnya mengenai sejarah di Nganjuk.

“Makanya untuk saat ini oleh pemerintah daerah Kabupaten Nganjuk dilakukan kembali untuk mengenang sejarah bahwa semua elemen masyarakat ikut berperan di dalamnya, yang mana untuk mengingatkan bahwa kerukunan itu sudah terjadi di masa lampau,” jelas Liwidjaja saat dihubungi oleh tim El John Media.

Liwidjaja mengungkapkan, pihaknya sudah berkumpul sejak jam 12 siang di Nganjuk dan menunggu para petinggi daerah melakukan Kirab Prosesi Boyongan Pusat Pemerintahan Nganjuk dari Berbek ke Nganjuk.

“Karena ini baru pertama kali, jadi persiapannya masih belum maksimal. Semoga tahun-tahun ke depan kita bisa lebih berkolaborasi biar lebih maksimal dan peran semua elemen masyarakat biar nampak bahwa Indonesia itu Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu. Jadi semua punya peran dan jasa. Indonesia berdiri karena semua elemen masyarakat saling bersinergi,” ucap Liwidjaja.

Masyarakat Tionghoa yang hadir mewakili berjumlah sekitar 30 orang dengan membawa empat barongsai dan satu leang leong dengan personil berjumlah 25 orang.

“Karena posisi barongsai lumayan di depan, jadi banyak warga yang antusias ingin foto. Akhirnya perjalanan agak lambat, tapi di samping itu kita (barongsai dan leang leong) juga atraksi,” kata Liwidjaja.

Liwidjaja berharap, masyarakat Indonesia tetap saling toleransi meskipun berbeda budaya, agama, suku, dan ras, serta acara Boyongan ini dapat terus dijaga karena hal itu merupakan peninggalan sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

“Walaupun kita ini dianggap berbeda, tapi kan tidak ada pilihan. Sebenarnya kita semua itu dasarnya adalah saudara. Nah kita harus bisa mengantisipasi itu ke orang-orang yang tidak berpikiran seperti itu karena di Nganjuk tidak ada yang namanya perbedaan dan perpecahan, kita saling menghormati,” tutup Liwidjaja.

Artikel ini telah tayang di eljohnnews.com ditulis oleh Savira pada 10 Juni 2023 dengan judul “PSMTI Kabupaten Nganjuk Ikut Meriahkan Boyongan Pemerintahan Nganjuk”, https://eljohnnews.com/psmti-kabupaten-nganjuk-ikut-meriahkan-boyongan-pemerintahan-nganjuk/


Posted

in

by