Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, Brawijaya Hospital bekerja sama dengan Departemen Sosial dan Lingkungan Hidup PSMTI menggelar Seminar Hidup Sehat. Acara ini berlangsung di Hermosa Dining & Lounge, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta, pada Sabtu (15/3/2025).

Seminar Hidup Sehat ini menjadi wadah edukasi kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan melalui gaya hidup sehat. Acara tersebut menghadirkan tiga dokter ahli dari Brawijaya Hospital yang berbagi ilmu dan pengalaman mereka, yaitu Dr. Simon Salim, Sp PD-KKV, Mkes, AIFO-K; Dr. Cindiawaty Josito Pudjiadi, MARS, MS, Sp.GK; dan dr. Marcel Hamonangan Reinhard S, Sp.PD, FINASIM.
Untuk tamu undangan yang dihadir diantaranya Wakil Ketua Umum Departemen Sosial dan Lingkungan Hidup PSMTI Lusiana Oey; 4 orang Dewan Kehormatan Departemen Sosial dan Lingkungan Hidup PSMTI yakni Erddy Sudarmono; Gunadi Purnama; Handy Kosasih dan Herman Melawi.

Selain itu, ada Dewan Penasihat Departemen Sosial dan Lingkungan Hidup PSMTI yakni Duriaty Murni; Indri Susanti; Andi Hakim dan Jo Meng Lie. Kemudian hadir juga Wakil Kepala Departemen Aming dan Ronaldo serta Seksi Humas Paulus.
Acara seminar diawali dengan menyanyikan lagu MARS PSMTI, setelah itu satu persatu dokter yang tampil sebagai narasumber memberikan pemaparan.

Pemaparan pertama disampaikan oleh Dr. Simon Salim, Sp PD-KKV, Mkes, AIFO-K,. Ia memberikan penjelasan penting terkait perbedaan antara serangan jantung dan henti jantung serta kenyataan pahit tentang penyakit jantung koroner yang tidak bisa disembuhkan.
Dalam sebuah sesi edukasi kesehatan, Dr. Simon menjelaskan bahwa serangan jantung dan henti jantung adalah kondisi berbeda. “Ada serangan jantung, ada henti jantung. Kalau henti jantung, namanya jantungnya berhenti. Tapi orang yang henti jantung belum tentu mengalami serangan jantung,” ujarnya.
Ia memberi contoh sederhana, seperti seseorang yang mengalami henti jantung karena tersedak makanan, namun hal tersebut berbeda dengan kondisi serangan jantung di mana seseorang mengalami nyeri dada namun masih bisa selamat dengan penanganan cepat di rumah sakit.
Dr. Simon menyoroti penyakit jantung koroner, atau yang dikenal sebagai penyakit penyempitan pembuluh darah koroner, yang sering kali diatasi dengan prosedur pemasangan ring atau stent. “Penyakit ini bersifat kronis dan tidak bisa sembuh. Ini kenyataan pahit yang harus diterima,” tegasnya.

Menurut Dr. Simon, kenyataan penyakit kronis sering kali membuat pasien putus asa dan rentan terhadap informasi palsu yang beredar di internet. “Kita cenderung mencari harapan palsu, seperti klaim minuman atau obat yang bisa menyembuhkan tanpa prosedur medis yang benar. Ini adalah hoaks,” jelasnya.
Ia mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam mencari informasi kesehatan dan selalu berkonsultasi dengan tenaga medis profesional.
Pemaparan berikutnya datang dari dr. Cindiawaty Josito Pudjiadi, MARS, MS, Sp.GK. Dalam materinya, Dr. Cindiawaty menekankan pentingnya konsumsi makanan yang lengkap dan seimbang sebagai langkah awal dalam menjaga kesehatan. “Kita mesti makan yang bergizi lengkap dan seimbang. Itu paling penting, karena kalau asupan makanan tidak cukup, berbagai masalah kesehatan akan muncul,” ujarnya.
Dr. Cindiawaty menjelaskan bahwa pola makan yang tidak cukup nutrisi dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk gangguan metabolisme, penyakit jantung, dan diabetes. Ia mengajak masyarakat untuk memastikan asupan harian mereka mencakup karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Lebih jauh, Dr. Cindiawaty menggarisbawahi pentingnya menjaga otot dan mengurangi lemak tubuh sebagai bagian dari gaya hidup sehat. “Salah satu faktor yang harus dijaga adalah otot dan pengurangan lemak tubuh. Ini penting untuk kesehatan jangka panjang,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa latihan otot, seperti resistance training, tidak hanya meningkatkan kekuatan otot tetapi juga membantu dalam pembakaran kalori dan pengendalian berat badan. Dr. Cindiawaty merekomendasikan aktivitas aerobik seperti jalan cepat, jogging, atau senam aerobik, yang dikombinasikan dengan latihan otot untuk hasil optimal.
Salah satu poin menarik yang diangkat oleh Dr. Cindiawaty adalah tentang diet yang disesuaikan dengan faktor genetik individu. “Yang terakhir kita gunakan adalah pemisahan genetik. Diet kita sekarang sudah bisa langsung dipersonalisasi berdasarkan genetika masing-masing individu. Ini membuat hasilnya lebih cepat dan akurat tanpa trial and error,” jelas Dr. Cindiawaty.
Selain tentang diet, materi lainnya yang disampaikan seputar cara mengenali dan mencegah infeksi pernapasan oleh dr. Marcel Hamonangan Reinhard S, Sp.PD, FINASIM.

Dalam pemaparannya, dr. Marcel menekankan pentingnya pemahaman tentang infeksi pernapasan, termasuk gejala, penyebab, serta cara mengatasi dan mencegahnya. “Yang lebih penting lagi adalah bagaimana cara mencegahnya agar kita tidak terkena infeksi pernapasan,” ujar dr. Marcel.
pada acara ini juga diselenggarkan pemeriksaan kesehatan gratis dari Brawijaya Hospital, yang meliputi tensi darah, gula darah, asam urat dan kolesterol. Selain itu untuk menyemarakan suasana dihadirkan doorpres dari Brawijaya Hospital dan PSMTI.
Wakil Ketua Umum Departemen Sosial dan Lingkungan Hidup PSMTI, Lusiana Oey,menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada pihak Brawijaya Hospital atas pelaksanaan Seminar Hidup Sehat.
“Saya sangat berterima kasih kepada pihak RS Brawijaya, terutama kepada para dokter dan tim yang telah memberikan pembahasan yang sangat bermanfaat bagi kami. Materi yang disampaikan tidak hanya memberikan pengetahuan baru tentang kesehatan, tetapi juga meningkatkan kesadaran kami mengenai pentingnya menjaga pola hidup sehat,” ucap Lusiana.

Dewan Kehormatan Departemen Sosial dan Lingkungan Hidup PSMTI Gunadi Purnama mengungkapkan antusiasmenya terhadap acara tersebut. “Ini kesempatan kedua kali kita adakan kerja sama dengan Rumah Sakit Brawijaya bersama dengan PSMTI. Responsnya luar biasa, apalagi hari ini peserta yang mengikuti seminar penuh,” ujar Gunadi.
Menurut Gunadi, seminar ini mengajarkan peserta tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pola makan yang sehat, gaya hidup seimbang, hingga olahraga. Peserta diingatkan untuk berolahraga minimal dua setengah jam per minggu dan menjaga kehidupan sosial mereka.
“Kita juga harus menjaga keseimbangan sosial dalam kehidupan bersama di PSMTI Tujuannya adalah agar semua anggota hidup lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih bermanfaat bagi semua orang,” jelas Gunadi.