Menyambut Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2023, Masjid Istiqlal melalui Pendidikan Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI) yang dikemas dalam kegiatan Interfaith Walk 2023 atau jalan santai lintas agama 2023, Minggu (29/10/2023).
Kegiatan tersebut digelar untuk menyuarakan persatuan dan perdamaian dunia di tengah konflik yang terjadi, seperti yang saat ini menjadi perhatian dunia yakni konflik Hammas dan Israel.
Kegiatan ini bertema ‘Harmony Interfaith Gathering’ dengan target menghadirkan 2.000 lebih santri dan masyarakat lintas agama yang berasal dari berbagai organisasi dan institusi Pendidikan di Indonesia, termasuk Paguyuban Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI). Bahkan organisasi Tionghoa terbesar di Indonesia ini, menjadi menjadi peserta terbanyak.
Delegasi PSMTI dipimpin oleh Ketua Umum PSMTI Wilianto Tanta dengan jajaran pengurus PSMTI DKI antara lain Ketua Pembina, Untung Chandra; Ketua Provinsi, Setio; Ketua PSMTI Jakarta Pusat, Handi Gunawan; Ketua PSMTI Jakarta Timur, Nicholaus Phang; Ketua PSMTI Jakarta Barat, Hokiky; Ketua PSMTI Jakarta Utara, Mulyadi Husen.
Selain itu, Wilianto juga didampingi jajaran PSMTI Pusat antara lain Lintje Thomas; Jefry Oktavian, Dr Rudi Rusdiah MA, Johnny Situwanda SH, MH, Kevin Wu, Sudiono Chung, Luccy Jappy.
Acara ini dibuka dan dipimpin oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. Interfaith Walk 2023 dihadiri oleh para tokoh nasional dan tokoh lintas agama, seperti Walikota Jakarta Pusat, Dhani Sukma; Putri Ariani; Helmi Halimatul Udhmah; Deputi BNPB, Lilik Kurniawan.
Jalan santai ini dimulai dari pintu As-Salam, Masjid Istiqlal, tidak jauh dari Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral, Simbol Toleransi Umat Beragama dan Harmony Interfaith dengan menyusuri Istana Merdeka, Monumen Nasional, dan berakhir di pintu Al-Malik, Masjid Istiqlal dengan total perjalanan sepanjang lebih dari 2,5 km.
Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA mengatakan, santri adalah siapapun punya jiwa keagamaan dalam batinnya dan punya komitmen religiusitas dalam hatinya serta mengamalkan komitmennya itu dalam bentuk kehidupan bermasyarakat, maka sesungguhnya dapat disebut dengan santri atau Candri dalam Bahasa Jawa Kuno dari Bahasa Hindu Sansekerta.
“Maka semua yang hadir pada acara Interfaith Walk 2023 dan mengamalkan komitmen beragamanya adalah juga seorang santri, apapun agamanya, sebagai hikmah merayakan Hari Santri,” kata Nasaruddin.
“Kegiatan ini akan menjadi wadah konsolidasi bagi seluruh elemen keagamaan dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan di Indonesia. The Power of We, kepada semua peserta, tanpa melihat etnis, pangkat dan latar belakang dari yang hadir sebagai suatu kesatuan Bhineka Tunggal Ika,” tambahnya.
Nasaruddin menambahkan, The Power of We adalah kekuatan dan kedasyatan dari semua dan siapapun yang hadir pada Interfaith Walk 2023.
“Pada 17 Agustus 2023 yang lalu baik Masjid Istiqlal maupun Gereja Katedral merayakan upacara bendera bersama sebagai tanda dukungan semua umat beragama, etnis, golongan kepada Negara Republik Indonesia, berarti Masjid Istiqlal ini menciptakan melting pot, Indonesia mini untuk seluruh agama dan etnis di Indonesia,” ujar Nasaruddin.
Terlebih, 2024 Indonesia memasuki masa Pemilihan Umum (Pemilu). Meski setiap orang mempunyai hak memilih pemimpin Indonesia ke depannya, tetapi hal itu bukan menjadi alasan untuk terpecah belah. Maka dari itu, Nasaruddin mengimbau agar masyarakat sebagai umat beragama memberikan contoh berpartisipasi dengan tujuan memilih pemimpin yang terbaik.
“Sekalipun di sana sini ada perbedaan, tapi kita dinginkan kepala kita di lingkungan rumah ibadah kita masing-masing, di masjid, pura, gereja, hilangkah warna-warna politik praktis, polarisasi dan politik identitas, tapi yang ada adalah warna-warna religius, maka akan dingin dan sejuk negeri ini. Inilah The Power of We, umat beragama demi Indonesia yang lebih baik, aman, dan Sejahtera,” jelas Nasaruddin.
Nasaruddin berpesan, PSMTI atau institusi nirlaba yang lain dapat memanfaatkan ruangan pertemuan di Istiqlal untuk kegiatan yang bersifat nasional dan bermanfaat.
“Karena Masjid Istiqlal ingin menjadi melting pot semua kegiatan terkait dengan semua agama dan etnis di Nusantara,” ucap Nasaruddin.
Sementara itu, MA Direktur Pendidikan Kader Ulama Masjid dan Ketua Pelaksana Interfaith Walk Ahmad Thib Raya berharap, Interfaith Walk 2023 bisa dilakukan di seluruh Indonesia untuk mempererat hubungan meski adanya perbedaan.
“Agar bangsa Indonesia memiliki toleransi beragam satu sama lain, juga diharapkan menjadi inspirasi untuk memperkokoh kehidupan dan kebhinekaan di Indonesia,” ucap Ahmad Thib Raya.
Seperti diketahui, sejalan dengan SE Menteri Agama No. 10 Tahun 2023 tertanggal 11 Oktober 2023, salah satu tema besar kegiatan Hari Santri tahun ini adalah perdamaian.
“Dalam tradisi Islam, jihad intelektual adalah cara untuk membela nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan pengetahuan. Santri sebagai teladan dalam menjalani jihad dan buku sebagai senjata dan pena sebagai tongkat kebijaksanaan, para santri memperdalam ilmu dan menyebarkan cahaya pengetahuan,” ucap Ketua Panitia Karim Bakri.
Artikel ini telah tayang di eljhonnews.com oleh Savira pada 30 Oktober 2023 dengan judul “Imam Besar Masjid Istiqlal Bersama PSMTI Gelar Jalan Sehat Interfaith Walk & Harmony 2023”, https://eljohnnews.com/imam-besar-masjid-istiqlal-bersama-psmti-gelar-jalan-sehat-interfaith-walk-harmony-2023/