PSMTI Kalimantan Barat merayakan hari Bakcang yang jatuh pada hari ke-5 bulan 5 kalender lunar China atau pada (22/6/2023). Ketua Bidang Seni Budaya PSMTI Kalimantan Barat, Tai Jin Hok, menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar untuk mengetahui dan melestarikan tradisi yang ada di Tiongkok, dan pada umumnya yang hidup di Kalimantan Barat, khususnya kota Pontianak.
Dan yang hidup di Kalimantan Barat pada umumnya dan kota Pontianak khususnya.
“Jadi dalam kalender Tiongkok, satu tahun itu kan ada beberapa hari perayaan. Contohnya kalau di musim semi itu malam tahun baru dirayakan, Cap Go Meh dirayakan, Ceng Beng diperingati, dan sekarang ini ada Bakcang. Sesudah Bakcang itu bulan tujuh ada lagi memperingati sembahyang leluhur,” jelas Tai Jin Hok saat dihubungi tim El John Media.
Ia menjelaskan, memperingati sembahyang leluhur ini dilakukan dengan cara bakar replika kapal Tongkang dengan maksud membawa arwah mereka kembali ke leluhur yang digelar di bulan tujuh tanggal 15. Selain itu, ada beberapa kegiatan lain lagi yang dirayakan.
“Di bulan ke delapan tanggal 15 ada perayaan kue bulan. Sesudah itu ada lagi perayaan makan onde-onde. Sesudah makan onde-onde 40 hari kemudian itu udah Imlek atau tahun baru lagi. Kira-kira perayaan ini yang ada di Pontianak,” ucapnya.
Acara Bakcang dirayakan di atas kapal dan menyusuri Sungai Kapuas dengan melemparkan Bakcang ke sungai tersebut. Tai Jin Hok mengungkapkan, acara ini bekerja sama dengan MABT (Majelis Adat Budaya Tionghoa) Kota Pontianak yang diketuai oleh Hendry Pangestu Lim. Meskipun PSMTI Kalimantan Barat sudah terbentuk sejak tahun 2020, tetapi baru dilantik tahun ini.
“Jadi dalam dua tahun ini diadakan bersama MABT. Kebetulan ketua kita sebagai Pembina dan saya sendiri di MABT sebagai penasihat. Juga ada Adi Sucipto S.H Wakil sekertaris PSMTI Kalbar juga sekaligus sebagai sekteratis panitia perayaan hari bakcang di Kota Pontianak. Jadi kita rayakan bersama-sama,” katanya.
Ia menuturkan, melempar Bakcang atau Kicang ke sungai adalah pada zaman dahulu, Chung Kuo punya petinggi bernama Qu Yuan yang mengakhiri hidupnya dengan terjun ke sungai. Atas hal itu, rakyat sangat prihatin takut jasadnya dimakan sama ikan, kepiting, udang, dan jenis makhluk hidup lain di laut.
“Jadi mereka melemparkan nasi ke sungai agar ikan-ikan tidak makan jasadnya. Serta ditambahkan oleh Adi Sucipto SH jika Qu Yuan masih hidup, dia juga bisa makan Bakcang tersebut. Di mana perahu atau sampan yang digunakan mencari jasad Qu Yuan sekarang lebih dikenal dengan perahu naga atau Dragon boat yang sering diperlombakan. Nah belakangan ini, nasi yang dilempar ke sungai di bungkus lebih bagus memakai daun bambu. Hingga sekarang semua pakai beras disertai lauk pauk dibungkus dan dimasak,” katanya.
Artikel ini telah tayang di mediaindonesia.com ditulis oleh Savira pada 06 Juni 2023 dengan judul “PSMTI Selesaikan Diklat Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI ”, Hormati Leluhur, PSMTI Kalimantan Barat Rayakan Hari Bakcang