Umat Buddha di Kabupaten Bone, yang didominasi oleh warga keturunan Tionghoa, merayakan peringatan Hari Raya Waisak 2567 BE dengan penuh semangat. Salah satu rangkaian perayaan Waisak yang dilakukan adalah Pindapata, di mana warga Buddha mengumpulkan sumbangan berupa barang, sembako, dan uang yang diserahkan kepada Bikkhu Sanha atau Samanera Saccavaso.
Para penganut agama Buddha ini menunggu di depan kediaman masing-masing saat Bikkhu Sanha dan beberapa pengurus dari Yayasan Vihara Arung Palakka, yang dipimpin oleh Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Bone, Hakim Lewa, berjalan kaki sepanjang kurang lebih 5 kilometer, menyusuri beberapa ruas jalan pusat kota Watampone, hingga tiba di Vihara Arung Palakka.
Kegiatan Pindapata ini baru digalakkan kembali setelah pandemi Covid-19 berlalu. Hasil sumbangan yang dikumpulkan dari warga Buddha akan dibagikan kepada masyarakat kurang mampu dari berbagai etnis dan agama, yang sebelumnya sudah di survei oleh Tim Sosial.
Ketua PSMTI Bone dan Ketua Yayasan Vihara Arung Palakka, Hakim Lewa, berharap bahwa perayaan Hari Raya Waisak tahun ini akan memberikan kesehatan, kedamaian, kebahagiaan, dan kesuksesan dalam usaha untuk semua bangsa Indonesia. Tema yang diusung pada perayaan ini adalah “Memperkokoh moral dan membangun kedamaian”.
Pindapata merupakan salah satu rangkaian perayaan Hari Raya Waisak, yang mencapai puncaknya dengan digelarnya Kebaktian pada pukul 11.00 pada Minggu, 4 Juni 2023.
Pada saat itu, umat Buddha merenung dan berdoa di rumah masing-masing. Peringatan Hari Raya Waisak 2567 BE baru digelar secara besar-besaran karena pandemi Covid-19 sudah berlalu, dan puncak perayaan nasional dilaksanakan di Borobudur, Jawa Tengah.
Sekretaris Jenderal Majelis Pandita Buddha Maitreyawira Indonesia, Sudarmo UUTasmin, mengungkapkan bahwa umat Buddha di vihara-vihara merayakan Hari Raya Waisak dengan semangat mencintai sesama untuk membangun bangsa dan menghilangkan sifat-sifat yang tidak bermanfaat.
Meskipun sebagian warga Buddha di Kabupaten Bone ikut serta dalam kegiatan Pindapata dengan berjalan kaki, pihak penyelenggara tidak menyarankan semua umat untuk ikut serta dan tidak memberikan informasi waktu kegiatan sebelumnya. Akibatnya, banyak warga Buddha yang memilih mengantarkan sumbangan secara langsung ke Vihara.
Meski ada kesemarakan yang kurang, Hakim Lewa tidak mempermasalahkannya. Baginya, yang penting adalah pesan inti dari perayaan Waisak dapat tersampaikan. Waisak bukanlah sekadar pesta dan keramaian, melainkan saat untuk merenung dan berintrospeksi.
Dalam ibadah puja bakti, umat Buddha bermeditasi hingga menjelang detik-detik menuju Waisak. Sebelumnya, terdapat ritual pradaksina, di mana umat Buddha berjalan mengitari patung Buddha sebanyak tiga kali sambil membawa bunga, dupa, dan lilin. Ritual ini memiliki makna spiritual yang dalam bagi umat Buddha, mengajarkan mereka untuk menghormati dan menghargai ajaran Buddha.
Tahun lalu, perayaan Hari Raya Waisak diperingati secara daring karena adanya pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19. Namun, tahun ini, dengan kelonggaran yang diberikan, umat Buddha dapat merayakan perayaan ini secara lebih langsung dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan seperti Pindapata dan ibadah puja bakti.
Peringatan Hari Raya Waisak tahun ini juga menjadi momen penting bagi umat Buddha di Kabupaten Bone, di mana warga dengan latar belakang agama Buddha terbatas. Meskipun demikian, semarak perayaan Waisak tetap terasa di pusat kota provinsi berkat dedikasi dan semangat dari umat Buddha yang terlibat.
Hari Raya Waisak bukan hanya perayaan keagamaan bagi umat Buddha, tetapi juga menjadi momen penting untuk memperkokoh moral dan membangun kedamaian di masyarakat.
Dalam situasi yang semakin kompleks dan sulit, pesan kesehatan, kedamaian, kebahagiaan, dan kesuksesan yang disampaikan dalam peringatan Hari Raya Waisak tahun ini menjadi penting sebagai inspirasi dan motivasi bagi semua bangsa Indonesia.
Dengan semangat cinta kasih dan persatuan, umat Buddha di Kabupaten Bone dan seluruh Indonesia melangkah maju, berupaya membangun masyarakat yang harmonis, toleran, dan damai.
Peringatan Hari Raya Waisak 2567 BE di Kabupaten Bone menjadi momentum berharga untuk merefleksikan nilai-nilai ajaran Buddha dan menjalin persaudaraan antarumat beragama, menghadirkan kedamaian bagi semua.
Artikel ini telah tayang di katadia.co ditulis oleh A.Syafri Azis dan Anjas Abdulllah pada 4 Juni 2023 dengan judul “Peringatan Hari Raya Waisak 2567 BE di Kabupaten Bone”, https://katadia.co/2023/06/peringatan-hari-raya-waisak-2567-be-di-kabupaten-bone/